'Makan tuh debu'...
Talang Ubi, PM, Perbaikan lapis permukaan pondasi stabil dengan aggregat kelas C/ sirtu saring mestinya sudah dilakukan per 21 April 2010 lalu serta rangkaian pekerjaan-pekerjaan lainnya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas jalan dari Simpang Raja Kecamatan Talang Ubi menuju Cinta Kasih seperti telah disampaikan tim PT MHP dalam sosialisasi rencana kerjanya beberapa waktu lalu, namun seperti biasanya PT MHP hanya bisa ngibulin (membohongi) masyarakat saja. Sampai berita ini diturunkan belum ada kelihatan apa-apa yang menjadi agenda seperti surat yang sudah disebarkannya saat itu melalui Progress Perawatan jalan aspal dan workplan Asphal Road at Simpang Raja To Simpang Belimbing.
Bukan cuma itu, ternyata adanya indikasi commitment fee (upeti) pihak manajemen perusahaan dengan pihak pemerintah melalui dinas perhubungan Kabupaten Muara Enim dengan setoran 5 jt rupiah tiap armadanya menghambat kebijakan pemerintah untuk pro rakyat. Kelebihan kapasitas muatan dibanding tonase jalan yang di izinkan, tingginya ukuruan volume stick 1,5m muatan yang tidak lazim, izin trayek angkutan jalan yang tidak dimiliki pengguna jalan jelas-jelas bisa dilihat sehari-harinya menambah persoalan menjadi kompleks dan berkesinambungan. Bagaimana bisa menciptakan Good Goverment jika pemerintahnya mata duitan yang indikasinya selalu profit oriented dengan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Untuk diketahui bersama bahwa jalan Simpang Raja yang digunakan untuk keperluan mobilisasi produksi MHP menuju Cinta Kasih adalah merupakan jalan milik negara yang diperuntukan sebesar-besarnya untuk kepentingan umum, seperti yang tertuang dalam amanat konstitusi 1945, jadi jalan tersebut bukan jalan milik perusahaan A atau perusahaan B atau yang lainnya, namun untuk mencari alibi yang selalu menjadi kambing hitam dalam persoalan ini adalah perusahaan-perusahaan terutama yang beroperasi menggunakan ruas jalan ini.
Terang saja jika MHP memilih membebaskan lahan dengan membuat jalan baru kearah jalan Simpang Rasau terus hingga tembus ke Pabrik PT TEL menyebrangi sungai lematang dengan jembatan darurat sementara, isu ini dibenarkan Humas (CSR) Unit VI Kulaman beberapa waktu yang lalu. Tak pedulikah MHP terhadap kondisi polusi udara akibat armada angkutan jalan mereka yang menyebabkan jalan menjadi rusak berat dengan debu-debu bertebangan, tak ada tindakan tegas kah dari pemerintah terhadap kondisi memprihatinkan seperti ini, tak adakah upaya memediasikan dan memeja hijaukan MHP atas indikasi kejahatan lingkungan yang dilakukannya oleh masyarakat, LSM, atau ormas-ormas lainnya”.
Lagi-lagi masyarakat hanya menjadi objek penderita saja, sampai kapan kondisi ini akan berakhir jika buruknya tatanan pemerintahan yang tidak pro rakyat dan masyarakatnya sendiri tidak punya nyali dan kekuatan massa untuk mendobrak tirani lingkaran setan memuakan seperti ini. (RD)
0 comments:
Post a Comment
Uji kamu....??